Artikel

Waspada TBC Laten, Tidak Bergejala dan Bisa Muncul Kapanpun

28 Mar 2022

PENYAKIT tuberkulosis (TBC) masih mengintai masyarakat. Pasalnya, penyakit tersebut telah menyebabkan 93 ribu kematian per tahun di Indonesia. Selain TBC aktif yang dapat dilihat gejalanya, ada TBC laten yang perlu diwaspadai karena tidak terlihat gejalanya dan bisa muncul kapanpun.

Menurut Ketua Yayasan Stop TB Partnership dr. Nurul H.W. Luntungan, penyakit TBC laten disebabkan oleh bakteri yang bersembunyi di dalam tubuh seseorang. Sehingga, orang tersebut tampak tidak memiliki penyakit TBC.

Bakteri TBC ini berbeda dengan bakteri lain. Bakteri TBC ini bisa sembunyi di dalam tubuh dan orang yang kena bakterinya belum tentu terlihat sakit TBC.

Infeksi TBC laten terjadi saat seseorang yang terpapar kuman TBC, tetapi  memiliki imunitas yang bagus sehingga menyebabkan dia tidak bergejala. Namun, sebenarnya kuman tersebut tidak hilang melainkan dalam posisi tertidur.

Sehingga, sewaktu-waktu kalau daya tahan tubuhnya turun dan lain-lain, dia bisa memicu kuman tersebut sehingga terjadi tuberkulosis aktif.

Pengendalian TBC laten ini belum lama masuk ke dalam program pemerintah. Ditetapkannya sebagai program eliminasi TBC setelah ada komitmen untuk mengakhiri TBC tahun 2030.

Artinya, baru beberapa tahun terakhir pemerintah memfokuskan TBC laten ke dalam program eliminasi TBC. Fokus pada kelompok yang paling berisiko, dalam hal ini kontak erat dari semua usia.

Skrining kontak erat dilakukan melalui pertanyaan dan pemeriksaan dengan tes tuberkulin di kulitnya atau pemeriksaan melalui darah. Kalau diketahui ada TBC laten, maka orang tersebut akan diberikan obat pencegahan TBC.

Dalam tes tuberkulin, sejumlah kecil protein yang mengandung bakteri TBC akan disuntikkan ke kulit di bawah lengan. Bagian kulit yang disuntikkan lalu diperiksa setelah 48-72 jam. Jika hasilnya positif, berarti orang tersebut telah terinfeksi TBC.

Namun, karena TBC laten tidak bergejala, kebanyakan masyarakat tidak mau melakukan skrining. Hal ini menjadi salah satu hambatan dalam menemukan dan mengobati orang dengan TBC. Untuk itu diperlukan edukasi. 

Bagi orang yang diketahui positif TBC, minum obatnya tidak sekali minum. Minum obatnya paling cepat 3 bulan seminggu sekali. Ada juga yang 6 bulan tiap hari. Sehingga, masyarakat yang sudah dites berisiko TBC laten perlu diyakinkan agar mau minum obat.

Silahkan periksakan diri Anda untuk melakukan medical check up di rumah sakit UniMedika terdekat atau kunjungi website kami www.unimedika.com untuk buat janji.

Artikel Lainnya

Cari Dokter & Buat Janji


Kontak Kami